Geng Motor Yang Paling Di Takuti Di Jawabarat Dan DKI Jakarta

Geng Motor Yang Paling Di Takuti Di Jawabarat Dan DKI Jakarta, Berita tentang geng motor membuat kita teringat langkah yang diambil Kepolisian Bandung. Pada Desember 2010, saking merepotkan, empat geng besar: XTC, Brigezz, GBR, dan Moonraker dibubarkan Kepolisian Resor Bandung. Keempat kelompok ini membubarkan diri dalam sebuah deklarasi di Lapangan Tegallega, Bandung. Mereka berubah menjadi organisasi kemasyarakatan dan klub otomotif resmi. Namun, ceritanya berubah di lapangan di sejumlah kota di jawa barat dan DKI samapai sekarang mereka kerap bentrok dan terjadi peperangan yang selalu memakan korban.
Dan inilah sebagian sejarah profil dari pada ke 4 geng motor tersebut.

SEJARAH BRIGEZ
BRIGEZ..kepanjangan dari nama Brigade Seven,yang pada awalnya di bentuk dengan tujuan dan orientasi untuk mempertahan harga diri skelompok pelajar asal SMA negeri 7 bandung yang pada saat itu terlibat tawuran antar pelajar SMA di bandung.
setuju atau pun tidak,kota bandung pada saat itu merupakan kota yang rawan akan perkelahian antar pelajar,maka dengan alasan itulah gank ini dibentuk oleh para pendirinya yang sampai sekarang sebagian dari mereka ada yang masih aktif,bahkan di dewakan oleh para anggotanya yang kini tersebar luas sampai ke seluruh  wilayah jawa barat bahkan wilayah DKI jakarta dan sekitarnya.

brigez

AWAL MULA TERBENTUK.
Menurut cerita salah satu seniornya,ketika itu salah satu pendiri dari gank ini dengan atribut lengkap layaknya seorang pelajar SMA salah satu SMA negeri terkemuka di bandung sedang duduk menikmati sebatang rokok di sebuah warung pojok di kawasan kota bandung,dengan alasan mabal sebagai tren pelajar SMA pada masa itu dia nongkrong sendiri menghabiskan waktu sambil menunggu rekan-rekannya pulang dari aktivitas sebagai pelajar.
Namun dengan tiba-tiba datanglah tujuh orang pemuda dengan pakaian dan seragam yang sama namun rupanya dari sekolah yang berbeda ikut nimbrung dengan seorang pelajar tadi,cerita punya cerita rupanya mereka sama-sama mempunyai alasan yang sama,mengapa pada saat waktu yang seharusnya mereka berada di suatu tempat yang namanya sekolah,mereka malah asik menghabiskan waktu dengan nongkrong di warung pojok.
singkat cerita,seorang pelajar dan di tambah tujuh orang pelajar yang baru datang tadi saling bercerita ngalor ngidul layaknya teman lama yang telah lama tak bersua.,namun tiba-tiba pada saat mereka tengah asik berbagi cerita,datanglah sekelompok pelajar lain yang rupa-rupanya mereka berasal dari salah satu sekolah kejuruan (STM),dengan tanpa basa-basi mereka langsung mengadakan serangan mendadak membabi buta ke arah delapan orang pelajar SMA yang tengah asik ngobrol tadi. Spontan saja ke delapan orang pelajar SMA tadi mengadakan perlawanan. Namun apa hendak di kata,sekuat apa pun ke delapan pelajar SMA itu mengadakan perlawanan,jumlah merka kalah banyak dibanding jumlah para pelajar STM itu,dengan terpontang panting akhirnya ke delapan pemuda itu berhasil meloloskan diri.
singkat cerita.,dua minggu berlalu dasar jodoh akhirnya mereka ke delapan pelajar SMA itu bertemu lagi meskipun salah satu dari mereka berasal dari sekolah yang berbeda,dan karena mempunyai hobi yang sama sebagai pecinta otomotif khususnya motor selain mereka merasa mempunyai ikatan solidaritas yang terjalin dari tawuran tempo hari.,akhirnya BRIGEZ BANDUNG AUTO SPORT terbentuk dengan kepanjangan dari Brigade Seven yang mengambil nama dari asal sekolah mereka yaitu SMAN 7.
SEPAK TERJANG BRIGEZ
Salah satu gank motor terbesar di bandung ini yang pada awal mulanya berorientasi sekedar kebut-kebutan di jalan sekaligus membela diri dari serangan pada saat tawuran,kini berkembang dan menyimpang dari orientasi dan tujuan awalnya,banyaknya kasus kriminal terutama kasus pencurian dan kekerasan(pasal 365 KUHP) yang terjadi di wilayah kota bandung 70% dari pelakunya diberitakan berasal dari oknum anggota gankster.
namun percaya atau tidak,jiwa kriminal tidak pernah berusaha ditanamkan pada setiap anggota yang baru masuk komunitas gank ini.solidaritas ,loyalitas dan setia kawan lah yang selalu di tanamkan dalam setiap kegiatan penerimaan anggota baru.
setiap kejadian yang menimbulkan korban,baik jiwa ataupun materi dari setiap aksi dari gank yang satu ini percayalah itu semata karena adanya rasa ketidak nyamanan dan merasa di usik yang di rasakan mereka.
salah satu contoh peristiwa pembantaian yang terjadi di jalan layang kiara condong akhir 2007 lalu yang menelan satu korban jiwa,itu terjadi karena mereka merasa panji kebesarannya dinjak-injak walau pun salah satu senior dari mereka BENET dan rekan-rekannya di bekuk dan di vonis masing-masing 9 tahun penjara dengan tuduhan pembunuhan berencana dan dikenakan pasal 340 KUHP.namun meski telah di jatuhi hukuman penjara,BENET tetaplah dijadikan icon BRIGEZ  sebagai senior yang mempunyai loyalitas oleh para anak-anak didiknya di BRIGEZ.
Akhir kata dari saya sebagai penulis,persepsi anda adalah hak privasi anda sebagai pembaca,namun satu pesan yang ingin saya sampaikan dari tujuan saya menulis artikel ini yaitu tidak semua berita miring tentang komunitas gank ini yang beredar di masyarakat itu benar.



Sejarah XTC
XTC atau Exalt To Coitus lahir pada tahun 1982 oleh 7 orang pemuda. Belakangan nama itu diganti menjadiExalt To Creativity, karena nama semula agak berbau porno. Mereka membawa bendera berwarna paling atas putih-biru muda-biru Tua. Di tengahnya ada gambar lebah yang melambangkan solidaritas antar anggota. Bila salah satu di antara mereka ada yang diserang, maka yang lainnya akan membela. Mereka kini mendirikan Sexy Road Indonesia, kumpulan gengster XTC se-Indonesia yang berpusat di Bandung, untuk memfasilitasi anggotanya yang sudah melebihi 10.000 orang. Tak hanya Moonraker sebenarnya. Brigez dan GBR, juga menyatakan permusuhannya terhadap XTC.


xtc
Brigez yang paling antipati terhadap geng yang satu ini. Asal muasal terjadinya permusuhan tidak jelas sampai sekarang. Namun, baik XTC maupun Brigez menyatakan perang satu sama lain hingga saat ini.“Setiap gengster ingin menjadi yang nomor satu, kenyataannya kami memang yang paling banyak anggotanya,” ujar Ari Rinaldi, salah satu anggota XTC mencoba menjawab alasan mengapa XTC banyak dimusuhi oleh geng lain. Ari Rinaldi tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung. Pasukan ini juga memiliki Koordinator Perang, untuk mempermudah koordinasi jika terjadi tawuran atau pada saat akan melakukan perbutan wilayah.

Perebutan wilayah termasuk upaya dalam rangka memperluas daerah kekuasan dan meningkatkan prestise dikalangan gengster. Menurut Felix, penyerangan biasanya dilakukan diam-diam ke basis-basis lawan.Anggota XTC, banyak anak-anak dari lingkungan TNI atau Polisi. Tak heran, jika terjadi perang senjata api banyak beredar. Lalu, mengapa geng motor identik dengan kekerasan?“Itu karena aparat yang menciptakan.
Mereka sering main gebuk sembarangan. Kami memang sering merampas motor milik geng lain saat bentrok, istilahnya rampasan perang. Tapi motor itu langsung kami bakar, tidak dijual atau dimiliki oleh salah satu dari kami,” kata Iskandar. “Mungkin bagi polisi tindakan itu termasuk kriminal, tapi menurut kami bukan,”tambahnya. Iskandar termasuk pentolan XTC, ia juga ketua sebuah lembaga yang bergerak di bidang penyediaan jasa pengamanan, Bodyguard Security Service (BOSS). Markas BOSS dulu sering dijadikan tempat nongkrong anak-anak XTC.
Dalam pertemuan itu, ketua XTC Avi Vabio akrab dipanggil Pepi, juga ada. Usianya jauh lebih muda. Ia ternyata salah satu karyawan bank berplat merah di Jawa Barat. Dadan salah seorang anggota XTC mengatakan bahwa telah terjadi selisih paham di antara anggota XTC sendiri. “Ada kelompok yang berusaha memanfaatkan massa XTC untuk kepentingan politik. Padahal harapan kami, ada ruang untuk berkreatifitas,” ujarnya. Malam itu Dadan membawa anak laki-lakinya yang masih berusia sekitar 2 tahun. Pepi mengaku sering diajak berunjukrasa dengan iming-iming uang. “Kami bahkan pernah terlibat dalam tim sukses Aa Tarmana, kandidat Walikota Bandung, tapi kalah,” kata Pepi. “Beberapa partai politik pernah meminta massa dalam jumlah tertentu untuk kampanye. Pada pemilu 2004, partai Demokrat juga meminta massa. Biasanya kami dibayar per kepala(Koordinator), ya lumayan lah..”Beberapa hari lalu mereka juga mengirim 200 motor pada perayaan ulang tahun Partai Demokrasi Pembaruan di Lapangan Gasibu Bandung. Tidak menutup kemungkinan pada kampanye-kampanye atau unjukrasa itu bertemu dengan geng motor lain. Tapi kalau dalam urusan ini, mereka memilih damai. Pertengahan 2003, XTC melakukan penyerangan sensasional. Mereka menyerang kantor kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Bandung. Semua anggotanya tumpah ruah mengepung kantor Polwiltabes. Mereka kecewa karena tidak diberi izin pada saat mau mengadakan bakti sosial, akibat ada kesalahpahaman antara poilsi dengan panitia. Polisi tak bisa berbuat banyak menghadapi ribuan massa yang memadati Jalan Merdeka sepanjang kurang lebih 3 Kilo Meter. Beberapa orang yang dituduh provokator ditahan di kantor Polwiltabes Bandung. “Kalau gak ada XTC ya gak rame, gak akan terjadi perang,” Iskandar menambahkan. Tapi ia menitip pesan untuk para aparat: “tolong rangkul kami, masa GAM dengan RI saja bisa berdamai?”


Sejarah Moontraker
Moonraker adalah nama geng motor yang paling lawas di Kota Bandung. Didirikan 28 Oktober 1978, kelompok ini sekarang telah beranggotakan ribuan orang yang tersebar di wilayah Jawa Barat.
Irvan Oktavianus, salah seorang pentolan Moonraker mengatakan, awal pembentukan klub Moonraker sebagai ajang silaturahmi para bikers di Kota Bandung. Berbagai kegiatan, seperti touring maupun balapan liar. Menurut informasi yang diterima detikportal, sejak tahun 1980-an, kelompok ini sangat disegani. Sebab selain suka ngetrek di jalanan Bandung, kelompok ini sering terlibat tawuran. Beberapa anggota geng bahkan ada yang membawa senjata api (senpi). Maklum, mayoritas anggotanya adalah anak kolong (anak anggota TNI). Hal ini yang membuat masyarakat dan polisi segan berbuat macam-macam. “Bagi anak motor berkelahi adalah hal lumrah. Kelompok lain juga begitu,” kata Irvan Oktavianus, yang saat ini tercatat sebagai pembalap motor nasional.



Tapi Juara I Yamaha Cup Race 1995-1998 ini membantah kalau anggota Moonraker identik dengan perkelahian semata. Sebab, imbuh Irvan, sejak tahun 1980-an anggota Moonraker sering menang dalam balapan liar yang dilakukan di jalan-jalan Kota Bandung. “Malah anggota kami banyak yang jadi pembalap nasional, semisal Benny Baong,” jelas Irvan kepada detikportal.
Selain Moonraker, sejumlah geng motor juga bermunculan di Bandung. Tapi yang reputasinya setara dengan Moonraker hanya tiga geng, yakni Exalt to Coitus (XTC), Grab on Road (GBR) dan Brigade Senja (Brigez). Empat geng motor tersebut kemudian menjadi legend di Bandung. Rata-rata geng motor ini dibentuk oleh pecinta balapan liar. Awalnya jumlahnya hanya segelintir, namun makin lama makin banyak hingga ribuan anggota. Mereka tidak hanya berasal dari Bandung, melainkan dari Cirebon, Tasikmalaya, garut, Sukabumi, dan Subang. kemunculan geng-geng motor ini seakan menjadi pemandangan tersendiri di Bandung. Setiap malam di akhir pekan mereka berkumpul. Biasanya Jalan Supratman, Lodaya, Dago, atau Gasibu, jadi tempat favorit. Di tempat itu mereka kemudian adu nyali dan adu kecepatan sepeda motor. Trek yang harus dilalui para pembalap tidak melulu di jalan yang datar dan lurus. Jalan penuh liku dan menurun juga dilakoni. Untuk medan yang satu ini, para pembalap biasanya mengambil start di Lembang dan finish di Jalan Setia Budi. Nekatnya lagi, para pembalap dilarang menggunakan rem belakang. Padahal jalan yang dilalui menurun. Aksi nekat para pembalap tidak jarang memakan korban. Jangan heran kalau hampir setiap balapan selalu ada anggota geng yang tewas atau luka-luka saat balapan. Tapi mereka sama sekali tidak kapok ataupun takut.”Itu sudah risiko. Makin berat tantangan makin seru Kang,” Kata Ari, anggota geng XTC. Apalagi semakin tinggi risiko semakin besar taruhannya. dalam setiap sesi balapan, nilai taruhan berkisar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Malah ada yang menjadikan sepeda motor sebagai taruhannya. Pembalap yang menang berhak atas sepeda motor pembalap yang kalah. Uang taruhan merupakan patungan dari masing-masing anggota geng. Dan tiap-tiap geng punya joki (pembalap) andalan, berikut mekaniknya. Di ajang balap liar ini masing-masing geng menguji kemampuan pembalap maupun settingan mesin motor. Bila menang, hasil taruhan akan digunakan untuk pesta dan bersenang-senang. Sering kali persaingan antar geng di ajang balapan liar berbuntut ke luar arena. Usai balapan, masing-masing geng tidak jarang terlibat tawuran. Masing-masing geng tidak pernah akur. Mereka bersaing dalam segala hal, baik balapan, soal reputasi ataupun keberanian. Repotnya, serangan yang mereka lakukan sering salah alamat. Sering kali mereka menyerang masyarakat yang tidak mengerti apa-apa. Alhasil, banyak sudah pengguna jalan di Bandung yang telah jadi korban kebringasan anggota geng motor, yang mayoritas usianya masih belasan tahun. Kasatreksrim Polresta Bandung Tengah AKP Andree Ghama mengatakan para pelaku kekerasan anggota geng motor yang berhasil diciduk, semua dalam keadaaan mabok. Pengaruh alkohol itulah yang membuat anggota geng, yang rata-rata masih pelajar SMP dan SMA ini bertindak brutal.



TAHUN 1980-an kelahiran GBR.
Grab On Road Indonesia didirikan di bandung pada tgl 13/14 februari 1989
organisasi ini didirikan sebagai wadah menyatukan visi misi dan hoby para anggotanya.
Grab on Road (GBR). , geng ini dilahirkan di lingkungan SMPN 2 Bandung. Mereka tak rikuh kebut-kebutan, sekalipun banyak yang belum pegang surat ijin mengemudi.
Kelompok ini mengidentifikasi diri dengan segala sesuatu berbau Jerman, paling tidak warna benderanya hitam-merah-kuning (urutan dari atas ke bawah).
Meski lahir di SMPN 2 Bandung, anggota GBR beragam. Bukan hanya siswa atau alumni sekolah itu saja, tapi kalangan umum lain.
Saya menemui Supiana, Pebina Urusan Kesiswaan SMPN 2 Bandung. Ia menolak sekolahnya diidentikan dengan geng. “Tidak ada fakta bahwa GBR berdiri di SMPN 2,” ujarnya. Namun ia membenarkan halaman sekolahnya dijadikan tempat bergerombol pada sekitar tahun 80-an.
aya punya kesan bibit anggota geng sepeda motor di Bandung dipupuk mulai usia belasan tahun, bahkan itu tadi, sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

gbr


Previous
Next Post »